Aimas - Dalam
lembaran sejarah singkat yang dibacakan menjelaskan bahwa, sekitar tahun 1960
an, Malaria merupakan salah satu penyakit Rakyat yang berkembang dengan subur, ratusan ribu
jiwa meninggal akibat Malaria, berdasarkan penyelidikan dan pengalaman,
sebenarnya penyakit Malaria di Indonesia dapat dilenyapkan, untuk itu cara
kerja harus dibubah dan diperbaharui.
- Elisabeth
Samaran, S,SI., M,Kes dari Poltekes Kemenkes Sorong yang di daulat untuk
membacakan sejarah singkat terjadinya Hari Kesehatan Nasional ke-50 sebagai
hari ulang tahun Emas yang jatuh pada hari ini 12 November 2014.
Maka
pada bulan September tahun 1958 dibentuklah satu dinas pembasmi Malaria (DPM),
kemudian pada tahun 1963 diubah menjadi Komando Operasi Pembasmian Malaria
(Kopem), pembasmian penyakit Malaria
tersebut ditangani secara serius oleh pemerintah dengan dibantu USAID
dan WHO, dengan harapan bahwa pada tahun 1970 penyakit Malaria bisa hilang dari
bumi Indonesia.
Pada
akhir tahun 1963 dalam rangka pembasmian penyakit Malaria dengan racun serangga
DDT, kemudian dijalankan dengan melakukan penyemprotan rumah-rumah diseluruh
pulau Jawa, Bali dan Lampung, sehingga kurang lebih 64,5 penduduk telah mendapat
perlindungan dari kemungkinan serangan Malaria. Usaha tersebut juga dilanjutkan
dengan usaha Surveilans yang berhasilkan menurunkan “Parasit Index” dengan
cepat, yaitu dari 15% menjadi 2%.
Kemudian
pada tanggal 12 November 1964, penyemprotan nyamuk Malaria secara simbolik
dilakukan oleh Bung Karno selaku Presiden RI didesa Kalasan sekitar 10 KM
disebelah Timur kota Jogyakarta, Meskipun peristiwa tersebut secara simbolik,
tetapi kegiatan tersebut juga dibarengi dengan kegiatan pendidikan atau
penuluhan kepada masyarakat.
Akhirnya
peristiwa itu kemudian dikenal dengan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang setiap
tahunnya diperingati hingga sampai sekarang ini, sejak saat itu HKN dijadikan
sebagai momentum untuk melakukan pendidikan/penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat, demikian sejarah singkat yang dibacakan oleh Elisabeth Samaran.