Jumat, 14 November 2014 - Kepala Lembaga Administrasi Negara
(LAN) wilayah Indonesia Timur, Dr. Muh. Azwar. Menyampaikan selamat dan sukses serta
apresiasi yang tinggi atas penyelenggaraan Diklat kepemimpinan tingkat IV
angkatan ke-3 dengan pola baru yang ditelah diselenggarakan oleh pemerintah
daerah Kabupaten Sorong bagi pajabat Struktural Esalon IV dan staf, mulai dari 30 Juni 2014 s/d penutupan 14
November 2014, katanya. Jumat (14/11).
Azwar
mengakui, secara pribadi Ia telah menghadiri kurang lebih 20 kali angkatan Diklat-Diklat
yang pernah dilaksanakan dikawasan Indonesia Timur, tetapi Diklat yang
diselenggarakan oleh Pemerintah daerah Kabupaten Sorong menjadi daerah pertama
yang melaksanakan Diklat didaerah sendiri untuk level kabupaten serta bisa
menghasilkan peserta dengan kategori nilai sangat
memuaskan, karena dilembaga LAN daerahnya Makassar dari 15-16 Diklat yang
diikutinya belum ada satu peserta yang
meraih kategori hasil sangat memuaskan,
akunya.
Dijelaskannya,
Diklat pola baru ini menggunakan sistim
penilaian yang sifatnya objektif, professional dan tanpa mengada-ada, sehingga bagi
peserta yang tidak lulus maupun yang berada pada tingkatan hasil cukup
memuaskan sudah masuk pada penilaian yang sangat objektif dan komprehensif, Sehingga
bagi 8 orang peserta yang mendapat nilai kurang memuaskan 2 orang diantaranya harus mengikuti ujian susulan dan 6 orang harus melakukan perbaikan secara
mendasar, kemudian predikat kurang memuaskan itu bisa berubah setelah
adanya perubahan nilai menjadi predikat cukup memuaskan, jelas Azwar.
Hal
ini tentunya didasarkan pada peraturan LAN Nomor 39 bahwa didalam sertifikat tidak
boleh ada predikat nilai kurang memuaskan, minimal nilainya cukup memuaskan
atau dengan bahasa lain ditunda dengan melihat perbaikan-perbaikan yang
mendasar dari proyek perubahan tersebut, tetapi penting untuk diketahui bahwa
apapun predikat nilai yang sudah dicapai, tetapi sudah bisa dikategorikan
sebagai pemimpin perubahan, inilah yang lebih penting, katanya.
Secara
teoritis atau secara konseptual Azwar menggambarkan tentang apa pentingnya
menjadi pemimpin perubahan, dikatakan bahwa penemu Diklat ini adalah seseorang
berkebangsaan Amerika bernama Hevits yang dalam penggunaan pola baru ini
berlaku diseluruh dunia termasuk di Indonesia, meskipun terlambat menggunakan
pola baru dengan menggunakan sistim 32 hari didalam kelas, tapi yang dibutuhkan
adalah hasil dari proyek perubahan tersebut, bukan sekedar mendapatkan teori
atau konsep tetapi yang lebih penting bagi seorang pejabat adalah bagaimana
meng-implementasikan apa yang ada dalam pikiran maupun konsep yang
didapatkannya. Jelas Azwar.
Oleh
karena itu kelulusan bagi peserta Diklat ini sangat ditentukan oleh bagaimana
proyek perubahan itu bisa ter-implementasi dengan baik atau tidak baik,
sehingga bagi peserta yang mendapatkan nilai kurang memuaskan diharapkan
kesediaannya untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang mendasar, sehingga
predikat tersebut bisa meningkat dan bisa menerima sertifikat, jelas Azwar.
(Red)