Rabu, 08 Oktober 2014

SEJARAH SINGKAT MASUKNYA INJIL DITANAH MANOI



Rabu, 8 Oktober 2014 -  Ketua lembaga masyarakat adat (LMA) Malamoi, Silas Ongge Kalami S,Sos.MA. Mengatakan bahwa LMA Malamoi mempunyai satu kesatuan wilayah kultur LMA Malamoi yang ada di Kota Sorong, Kabupaten Sorong dan Kabupaten Raja Ampat. Maka terkait dengan HUT masuknya Injil ke-87 ditanah Moi tanggal 27 Oktober 2014 yang diperingati setiap tahunnya, silas menjelaskan bahwa mereka (dalam hal ini khusus masyarakat Moi) setiap bulan sebelum perayaan HUT selalu meletakkan Api peradaban di Manoi yang terletak di jalan Ahmad Yani komplek Usaha Mina Kota Sorong.
Manoi adalah sebuah tempat pertemuan peradaban barat (Eropa) dengan peradaban asli tanah Moi, dimana peradaban dimaksud adalah yang dibawa oleh para guru penginjil yang didalamnya ada pendidikan unsur  modern yang diperkenalkan sekaligus pendidikan Agama Kristen, walaupun jauh sebelumnya Agama Muslim sudah ada ditanah Moi dibawah pengaruh Kesultanan Tidore dengan luas kekuasaan hingga ketanah Moi, tutur Silas.
Kemudian tokoh-tokoh masyarakat yang berdomisili di daerah pulau Dom seperti Warwei, Warpandu, Masamber dan juga para tokoh pemuda dari Maluku, sebelumnya Silas mengkisahkan bahwa sebelum Injil masuk ditanah Moi, NNGPM (Kolonial Belanda) juga sudah masuk dan aktivitas pemerintahan Kolonial Belanda diwilayah Dom juga sudah berjalan, mereka melihat bahwa dengan masuknya perusahaan NNGPM ditanah Moi terjadi perubahan dalam berbagai aspek, dimana orang Moi pada waktu itu mayoritas belum mengenal pendidikan.
Sementara dari semua tokoh-tokoh termasuk marga Malibela yang ditugaskan oleh Kesultanan untuk mengurusi orang-orang Moi yang ada dibeberapa kampung, Manoi dalam hal ini sebagai kampung induk dari beberapa kampung yang ada seperti kampung Osok dan kampung-kampung lainnya, dengan kehidupan masyarakat yang masih terikat dengan kehidupan alam lalu mereka meminta guru Injil untuk memajukan daerah ini.
Kemudian mereka bekerjama dengan semua tokoh-tokoh yang ada tersebut untuk memajukan daerah Manoi meskipun dengan keberadaan agama yang berbeda akan tetapi mereka tidak mempersoalkan hal tersebut, pada dasarnya mereka berpikir bagaimana supaya daerah Manoi ini khususnya orang-orang Moi agar bisa maju, sementara pada masa itu pendidikan dimonopoli oleh Zending yang berkedudukan di Manokwari, akhirnya mereka pun menyurat atau berkomunikasi kepada pihak Zending dan akhirnya pihak Zending mengirim utusan Wagunung guru Injil dari daerah Sulawesi Utara (Sanger), setibanya wagunung di Dom pagi harinya tepat pada tanggal 27 dengan menaiki perahu dayung diantar ke Manoi kampung asli orang Moi, kemudian disana dilakukan proses penerimaan Wagunung dengan cara adat Moi.
Saat ini di Manoi telah berdiri sebuah Tugu peradaban Malamoi atau yang biasa dikenal dengan nama Tugu masuknya Injil ditanah Moi, Tugu tersebut baru dibangun kurang lebih 4 tahun lalu atas kesadaran dari beberapa tokoh intelektual Moi yang merasa bahwa ditempat ini perlu dibangun sebuah tugu peradaban, dimana orang Moi sudah menerima pendidikan dan sekaligus menerima Agama Kristen.