Rabu, 15 Oktober 2014

MELALUI HUT KE-87 MASUKNYA INJIL DITANAH MANOI KITA JADIKAN PERBEDAAN SEBAGAI SEBUAH SEMANGAT UNTUK KEMAJUAN MASA DEPAN



Rabu, 15 Oktober 2014 -  Dalam rangka menyambut HUT masuknya Injil ditanah Manoi atau tanah Moi yang ke-87, tepat nya 27 Oktober 1927  -  27 Oktober 2014,  salah satu putra terbaik suku Moi dan sekaligus sebagai pimpinan daerah dalam hal ini sebagai Bupati Sorong Dr.Drs.Stepanus Malak M,Si. Menyambut baik rencana peluncuran tabloid Manoi oleh Jacob Esau Komigi, yang rencananya akan dilaunching tepat pada HUT ke-87 (27 Oktober 2014) mendatang.

Dalam wawancaranya dengan media ini, Bupati menjelaskan bahwa dari sudut pandang pemerintah daerah, dinilai dengan masuknya Injil ditanah Manoi merupakan satu proses yang membawa kepada perubahan, dimana proses perubahan dimaksud yaitu yang pada awalnya dari suasana yang dianggab gelap dalam bahasa theologia yakni primitif, kebodohan, ketertinggalan, ketidak berdayaan serta tidak ada akses apapun pada lingkungan masyarakat yang masih sangat terbatas dalam kelompok suku Moi.

Kemudian dengan masuknya Injil tersebut dapat membawa terang seperti saat ini, kemajuan dalam berbagai bidang bisa dirasakan serta ada kehidupan yang lebih baik, termasuk dengan bisa diterimanya oranglain datang dan tinggal didaerah ini untuk mencari kehidupan secara bersama-sama, seperti yang tertulis dalam ayat firman Tuhan  “Dahulu kamu adalah gelap tetapi sekarang kamu adalah terang”, inilah satu bukti nyata, dengan  masuknya Injil atau agama  itu mendidik kita untuk tau etika, moral, kasih, kemurahan hati, saling menghormati, tidak menabur kebencian dan lain sebagainya yang tentunya untuk kebaikan, kata Bupati.
Seperti yang saat ini bisa kita lihat, disetiap kota maupun pelosok-pelosok sudah ada rumah-rumah Ibadah yang terdiri dari berragam jenis, seperti gereja Kriten Protestan, Katholik, dan lain sebagainya, demikian juga dengan rumah ibadah bagi agama lainnya seperti Islam, Hindu, Buddha dan lain sebagainya, inilah wujud dari pada nilai-nilai keagamaan itu yang tertanam pada diri masing-masing orang Moi, yang kedepan harus terus dijaga, dikembangkan, didorong bahwa spirit kebersamaan ini perlu dijadikan sebagai semangat kebersamaan, dengan demikian semua manusia itu bisa tumbuh secara bersama-sama, jangan ada pengelompokan-pengelompokan pada masyarakat, jangan ada kepentingan-kepentingan yang nantinya bisa bisa menimbulkan masalah, baik dalam kehidupan Beragama, baik itu dalam pemerintahan maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Bupati mengakui bahwa dalam kehidupan bermasyarakat tentunya ada yang cepat berkembang ada yang tidak, dicontohkannya dengan pembangunan jalan diberbagai pelosok, kemudian membangun perkampungan supaya suatu saat nanti masyarakat lokal itu bisa bertumbuh menjadi masyarakat yang produktif, dan suatu saat bisa menjadi masyarakat kota yang berkualitas dari pada sebelumnya, dan ini tentu membutuhkan waktu  jangka panjang. Katanya.
Kemudian juga dari sisi pendidikan formal yang telah terakses dengan baik, saat ini dikabupaten Sorong, tidak ada pungutan apapun yang dibebankan kepada orangtua siswa, dengan tujuan untuk mempercepat kualitas pendidikan, sehingga ada pemerataan dan semua bisa mendapat kesempatan yang sama. Akan tetapi kembali juga pada bagaimana cara masyarakat tersebut untuk dapat menata dirinya supaya bisa menjadi manusia yang pintar, jangan membanggakan diri sebagai anak-anak putra daerah asli sementara kita sendiri tidak bisa menata diri alias kita berada pada porsi yang lemah, yang tidak bisa menangkap peluang dengan cepat, semestinya kita harus bisa meraih kesempatan itu dengan cepat dan proses untuk mendapatkan hal itu tentunya didorong dari sisi pendidikan itu sendiri, tegasnya.
Bupati menjelaskan bahwa saat ini dirinya sedang mengkaji, membuat beberapa contoh perkampungan lokal dengan sistim Otsus yang saat ini sedang berkembang, sehingga dalam hak-hak Otsus tersebut masyarakat asli bisa muncul sebagai masyarakat yang bisa produktif bisa berkembang dimasa yang akan datang, maka untuk menjawab perkembangan pekabaran Injil pertama kali masuk ditanah Manoi ini, yang sudah memiliki nilai serta dapat kita rasakan bersama pada perkembangan  saat ini. Maka jika ada yang mengatakan “agama berkembang, tetapi masyarakat tertinggal”, itu tidak benar, tegas Bupati.
Ketika disinggung mengenai sebuah tugu yang telah terbangun kurang lebih 4 tahun lalu yakni “Tugu Manoi” Bupati menyampaikan apresiasinya terhadap dorongan, dukungan partisipasi serta keproaktifan dari masyarakat, dari kacamata pemerintah menilai hal itu adalah suatu langkah yang sangat positif, karena hal tersebut memiliki nilai historis keagamaan, nilai spirit, moral dan spirit-spirit lainnya yang dapat memberikan kekuatan, dalam arti makna perkembangan pekabaran Injil tersebut bisa diabadikan menjadi sebuah sejarah masuknya Injil ditanah ini, katanya.
Olehnya itu melalui HUT masuknya Injil ditanah Manoi ini, dihimbau agar seluruh masyarakat dapat menata kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang, inilah yang disebut dengan dinamis situasi, yang dalam arti kita harus bisa melakukan sesuatu yang lebih produktif, jangan membiarkan hidup kita menjadi korban oleh kepentingan orang lain, kita harus berani keluar dari masalah baik itu masalah kemiskinan, kebodohan, persaingan dalam jabatan dan lain sebagainya, karena semua yang terjadi adalah sebuah proses menuju transformasi perubahan yang harus kita ikuti meskipun dengan kepentingan yang berbeda-beda.
Dengan demikian diharapkan juga agar masyarakat dapat memposisikan diri pada level-level, situasi dan pada semua kesempatan yang semakin baik lagi, khususnya kepada kaum perempuan suku Moi yang sampai saat ini masih diperjuangkan untuk bisa keluar dari kultur,budaya dan kebiasaan masyarakat Moi untuk bisa lebih maju lagi, tentunya dengan tingkat intelektual dan mental yang baik agar suatu saat nanti bisa menjadi pemimpin atau pelopor yang bisa membawa perubahan, imbuhnya.
Oleh karena itulah diharapkan juga kepada tokoh-tokoh masyarakat adanya peran memfasilitasi atau pengungkit pada perubahan masalah agar masyarakat bisa memiliki kapasitas, dan kita harus memandang perbedaan itu sebagai sebuah hal yang positif serta menjadikannya sebagai sebuah semangat untuk kemajuan dimasa depan dari semua segi, serta semakin giat berusaha dalam kemajuan, memanfaatkan interaksi yang ada secara lebih terbuka serta dapat meyakinkan diri sebagai orang yang memiliki peraan penting dalam hidup ditanah Moi ini termasuk bisa memiliki kapasitas umum secara publik agar kita bisa lebih diperhitungkan, dihormati dan dihargai oleh siapa saja yang hidup ditanah Moi ini, pungkas Bupati.